PENGARUH KOTA TERHADAP SISTEM
EKONOMI DAN SOSIAL
1. SISTEM
EKONOMI
Salah
satu fungsi kota sebagai tempat melangsungkan kehidupan hidup manusia adalah
fungsi ekonommi. Fungsi ekonomi menurut Williams dan burn (1993) memainkan peran yang besar dalam
perkembangan kota. William dan brunn, (1993) menyarankan konsep dasar ekonomi
sebagai salah satu pendekatan untuk mempelajari fungsi ekonomi dari suatu kota.
Konsep dasar ekonomi adalah pendekatan yang paling sederhana untuk megamati
sumber potensial yang mempengaruhi pertumbuhan kota dan pengaruhnya dalam suatu
bingkai waktu. Dua jenis kegiatan dan fungsi yang berbeda menetukan konsep ini:
1.
Fungsi dassar
2.
Fungsi non daasar.
Fungsi
dasar adalah kegiatan kegiatan kota yang dilakukan dalam penyediaaan kebutuhan
hidup masyarakat dan kegiatan ekonomi diluar batas kawasannya seperti industry,
manufacture, prosesing, perdagangan
barang hasil pertambangan, pertanian, perkebunan, perikanan atau penyediaan
pelayanan hidup masyarakat. Fungsi dasar adalah factor kunci untuk memacu
pertumbuhan penduduk, pekrjaan dan pendapatan masyarakat. Keuntungan dan
pendapatan dari tenaga kerja suatu kota, sebagai contoh tergantung dari pada
penjualan barang di pasar diluar batas kawasan kegiatan. Dari kegiatan ekonomi
dasar di di gunakan untuk kegiatan ekonomi non dasar seperti hasil hasil pabrik
semen dan baja digunakan untuk pembangunan gedung dan rumah. Hasil pengolahan
pertanian, perkebunan, perikanan dari pabrik makanan dan minuman dilaborasi di
restoran restoran dan warung menjadi makanan dan minuman.
Pengaruh
ekonomi terhadap fungsi kota, misalnya, Sebuah bangunan pabrik rokok di
indonesia dan instalasi sebuah pabrik semen di Australia adalah salah satu
fungsi ekonomi dasar yang mempengaruhi perubahan dan perkembangan bentuk kota
secara langsung maupun tidak langsung.
Fungsi
nondasar adalah kegiatan yang diberikan oleh kota untuk dimanfaaatkan masyarakat
setempat, seperti toko kebutuhan sehari-hari, rumah makan, kantor , perabot,
salon kecantikan, binatu dll. Seperti halnya fungsi dasar dari aspek ekonomi
kota, funsi non dasar tersebar mengisi ruang kota. Kegiatan ekonomi non dasar
secara langsung dan tidak langsung mempengaruhi bentuk perkembanagn kota.
Secara ridak langsung melalui pajak yang diterima, pemerintah kota kemudian menggunakan
untuk pembangunan saran dan prasaran kota serta kebutuhan masyarakat lainnya.
Sedangakan pengaruh lansung kebutuhan toko kelontong, rumah makan, kantor dan
saran jasa lainnya di jalan jalan sudut kota secara langsung mempengaruhi
penggunaan ruang dan tanah perkotaan.
Kegiatan
ekonomi nondasar, seperti Beberapa kegiatan yang ditampilkan oleh aneka ragam
usaha pertokoan keluarga. toko kelontong menjual aneka kebutuhan sehari-hari
masyarakat. Toko roti dan makanan menyediakan roti dan kopi panas.”
Anthony
D. king (1990), mengemukakan teori ekonomi lainnya yang menekankan kepada
tenaga kerja dan pembentukan struktur fisik kota. Perkembangan perdaban manusia
yang diwujudkan oleh artefak artefak
yang ada didalam kota membentuk pola struktur kota. Pendekatan sejarah
yang bersandar pada pandangan geografis dan waktu juga
memperhitungkanorganisasi ekonomi atau cara produksi suatu kota. King
menyatakan bahwa perubahan bentuk kota adalah hasil dari perubahan pembagian
kelompoktenaga kerja daamm tatanan system sosio-ekonomi kota.dengan demikkian
pengaruhn kekuatan sosio-ekonomi dari masa ke masa mempengaruhi perubahan
benntuk karakteristik kota.
Menurut
king (1990) dalam hipotesannya tentang pengaruh kekuatan kebijakan ekonomi
adalah sebagai pendekatan sejarah, dimana masalahnya adalah bedasarkan pada
perubahan kota didalam hubungannya dengan pengelompokan tenaga kerja melalui
proses yang logis. : pertama, setiap kemapanan keadaan sosio ekonomi mempunyai
pengelompokan tenaga kerja. Kedua, pengolompokan tenaga social adalah bentuk
cerminan unsur spasial dan struktur fisik kota melalui bangunan sebagai tempat
ruang kerja dan tempat tinggal. Ketiga, secara historis, pengelompokan tenaga
kerja organisaai ekonomi tumbuh dan berkembang dari regional, nasional kemudian
masuk kedalam internsasional. Peran siklus pembangunan dalam perwujudan struktur
fisik kota adalah penting. Setiap siklus
pembangunan, memberikan ciri perubahan dalam komposisi tata guna tanah dan
keadaan budaya dari masyarakat.
2.
SOSIAL
Suatu
kota adalah artefak hasil kegiatan manusia yang terdiri perorang dan kelompok
masyarakat dengan berbagai ragam sifatnya. Didalam kota, terdapat berbagai suku
bangsa, jender, keahlian, jenis pekerjaan, dan tingkat pendapatan. Sifat sifat dan
karakteristik social memberi pengaruh pandangan mereka terhadap lingkungan.
Ruang kota adalah suatu mimbar pertemuan bagi interaksi yang kompleks antar
perorangan dan antar masyrakat untuk berbagai tujuan yang berbeda termasuk ,
pekerjaan dan hiburan. Status social ekonomi seperti kesukuan, umur, tingkat
pendapatan menentukan dimana kelompok masyarakat terlibat. Dengan demikian, bentuk fisik kota adalah
cerminan transformasi social untuk beberapa kurun waktu dari kota awal sampai
dengan kontemporer.
Sebagian
kota pra industri terdiri dari masyarakat kelas bawah, hanya sebagian kecil
sebagai wiraswasta kelas menengah serta pejabat pejabat penguasa ( Glory dan Pipkin,
1981). Pada kota industry, kelas pekerja tumbuh dan terbagi dalam berbagai
jenis pekerjaan darpaling kasar sampai yang terhalus. Perubahan yang sangat jelas dari kota industry
adalah perbedaan peranan dan fungsi yaitu perkembangan yang mencolok dari
jumlah pekerja kelas menengah . kota sebagai tempat untuk menamping perubahan
social, menyebabkan kota menjadi terbagi – bagi secara spasial. Seperti,
pengelompokan kawasan perumahan dalam berbagai kelompok suku bangsa dengan cara
hidup yang serba sama menjadi ciri-ciri kota industry.
Henri
Lefebvre mencatat setiap masyarakat membentuk suatu ruang yang jelas yang
memeprtemukan persyaratran yang berkaitan
bagi produksi ekonomi dan reprodukasi social dari suatu kota.
1.
Reproduksi biologi (diwujudka oleh tuang diantara tubuh manusia)
2.
Reproduksi tenaga kerja ( ditampilkan rumah sebagai ruang tempat tinggal.
3. Reproduksi
hubungan kelas social ( ruang public kota sebagai reproduksi
hubungan social di antara masyrakat.
Berkaitan
dengan hubungan antara aspek social dan bentuk kota, Dolores hayden ( 1995)
menyingkap bahwa produksi ekonomi dan social keduanya membentuk ruang kota secara
bersamaan. Keduanya berkaitan satu dengan yang laiinnya secara serentak melalui
kegiatan manusia di dalam menyediakan
kebutuhan dan ambisinya.
Persamaan
dan perbedaan dari pada ruang ruang sosial yang diciptakan berdasarkan aspek
kehidupan masyarakat membentuk rajutan kota yang beraneka ragam. Dengan
demikian, kota adalah hasil dari pada
kumpulan dari ruang ruang sosial
yang di bentuk oleh pola kehidupan masyarakatnya yang beraneka ragam yang
senantiasa berkembang dan dicirikan oleh karakteristik sumber alam yang
tersedia. Kaidah social dan budaya yang melekat pada kehidupan masyarakat akan
membentuk struktur tata ruang fisik yang diisi oleh bentuk bengunan serta
kehidupan sehari2 yang spesifik. Bermula kota pertanian dengan kawasa hunian
berskala administrasi kecil yang kemudian tumbuh berkembang denagn adanya
pembangunan di sekitarnya. Sejalan perkembngan waktu, kota pertanian berubah
menjadi kota sedang akibat pergerakan
masyarakat kota ke kawasan pinggiran. Melalui perkembangan industry dan
perdagangan di kota dan kawasan
belakangnya, kota sedang tumbuh menjadi kota besar yang kemudian menjadi
metropolitan.
Hayden
menyatakan bahwa, “sesuai waktu bergerak produksi ekonomi pertanian,
pertambangan, perikanan atau perdagangan diikuti oleh produksi social seperti
rumah, sekolah, toko, dan gereja”, ( Hayden 1995: 25).
Produksi dan
reproduksi ruang ekonomi dan social dalam suatu desa kemudian tumbuh dan
berkembang menjadi kota kecil. Kota kecil melalui perjalana waktu pada akhirnay
menjadi kota besar. Kota besar berkembang mengikuti peradabn yang dianut oleh
masyarakatnya menjadi kota kontemporer yang dipenuhi oleh pemukiman poenduduk,
gedung pencakar langit, jalan raya, jalur kereta api, pertokoan kawasan industry,
taman dan ruang ruang terbuka publik.