Senin, 12 Maret 2012

SEJARAH KOTA ISLAM


SEJARAH KOTA ISLAM

A.   KOTA MAKKAH
Kota Mekkah terletak sekitar 600 km sebelah selatan kota Madinah, kurang lebih 200 km sebelah timur laut kota Jeddah. Kota ini merupakan lembah sempit yang dikelilingi gunung gunung dengan bangunan Ka'bah sebagai pusatnya 21°25′24″N 39°49′24″E / 21.42333°N 39.82333°E / 21.42333; 39.82333 (Makkah Al Mukarramah).
Perkembangan kota Mekkah tidak terlepas dari keberadaan Nabi Ismail dan Hajar sebagai penduduk pertama kota ini yang ditempatkan oleh Nabi Ibrahim atas perintah Allah. Pada perkembangannya muncul orang orang Jurhum yang akhirnya tinggal di sana. Pada masa berikutnya kota ini dipimpin oleh Quraisy yang merupakan kabilah atau suku yang utama di Jazirah Arab karena memiliki hak pemeliharaan terhadap Ka'bah. Suku ini terkenal dalam bidang perdagangan bahkan pada pasa itu aktivitas dagang mereka dikenal hingga Damaskus, Palestina dan Afrika. Tokoh sebagai kepala kabilah quraisy adalah Qussai yang dilanjutkan oleh Abdul Muthalib. Nabi Muhammad adalah keturunan langsung dari Nabi Ismail serta Qussai.
Pada tahun 571, Nabi Muhammad lahir di kota ini dan tumbuh dewasa. Pertama kali menerima wahyu dari Allah namun ajarannya ditolak kaumnya yang saat itu masih berada dalam kegelapan pemikiran (Jahilliyah) sehingga berpindah ke Madinah. Setelah Madinah berkembang, akhirnya nabi Muhammad kembali ke Mekkah dalam misi membebaskan kota mekkah tanpa pertumpahan darahyang dikenal dengan (Fathul Makkah).
Pada masa selanjutnya Mekkah berada di bawah administrasi khalifah yang berpusat di Madinah, serta para raja yang saat itu berkuasa di Damaskus (Dinasti Ummayyah), Baghadad (Dinasti Abbasiyah) dan Turki (Usmaniyah) yang ketika itu di bawah Syarif Hussein. Kemudian disatukan di bawah pemerintahan Arab Saudi oleh Abdul Aziz ibnu Saud sampai sekarang yang merupakan pelayan kedua kota suci.
Beberapa peninggalan kota mekkah yang masih ada sampai sekarang adalah :
1.    Masjidil Haram
Kadangkala disebut juga dengan Masjid al-Haram ataupun Al-Masjid al-Ḥarām (Arab : المسجد الحرام), merupakan masjid yang terletak di Kota Makkah Al Mukharamah, yang dibangun mengelilingi Ka'bah, yang menjadi arah kiblat umat Islam dalam mengerjakan ibadah salat. Selain itu di masjid inilah salah satu rukun ibadah haji yang wajib dilakukan umat Islam yaitu tawaf, mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh kali.
2.    Ka’bah
Ka'bah (Arab: الكعبة) merupakan sebuah bangunan yang mendekati bentuk kubus yang terletak di tengah Masjidil Haram di Kota Mekkah. Bangunan ini adalah monumen suci bagi umat Islam. Dan bangunan ini yang menjadi patokan arah kiblat untuk ibadah salat, bagi umat Islam di seluruh dunia.
3.    Zamzam
Zamzam (Arab: زمزم) merupakan nama air yang diperoleh dari sebuah sumur mata air bawah tanah yang terletak dalam kawasan Masjidil Haram, sebelah tenggara Ka'bah, dengan kedalaman sekitar 42 meter. Air zamzam ini merupakan sumber air bersih utama bagi kota Mekkah. Selain dikonsumsi untuk air minum, air ini juga digunakan sebagai air wuduk bagi jamaah yang akan melakukan ibadah salat di Masjidil Haram.

B.   KOTA MADINAH
Madinah atau Madinah Al Munawwarah: مدينة رسول الله atau المدينه, (juga Madinat Rasul Allah, Madīnah an-Nabī) adalah kota utama di Arab Saudi. Merupakan kota yang ramai diziarahi atau dikunjungi oleh kaum Muslimin. Disana terdapat Masjid Nabawi yang memiliki pahala dan keutamaan bagi kaum Muslimin.
Kota ini dewasa ini memiliki penduduk sekitar 600.000 jiwa. Bagi umat Muslim kota ini dianggap sebagai kota suci kedua. Pada zaman Nabi Muhammad SAW, kota ini menjadi pusat dakwah, pengajaran dan pemerintahan Islam. Dari kota ini Islam lalu menyebar ke seluruh jazirah Arabia dan lalu ke seluruh dunia.
Kota ini berjarak kurang lebih 600 km di sebelah Utara Kota Mekkah. Pada masa lalu memerlukan waktu cukup lama untuk mencapai Madinah (kurang lebih satu bulan) dengan menggunakan Unta. Sedangkan saat ini dapat ditempuh kurang lebih 6 jam melalui jalan bebas hambatan yang dibangun oleh pemerintah Arab Saudi. Pada masa kekuasaan Usmaniyah Turki, terdapat jalur kereta api yang menghubungkan Madinah dengan Amman (Yordania) serta Damaskus (Syria). yang merupakan bagian dari jalur kereta api Istambul (Turki)-Haifa (Israel) yang dikenal dengan nama Hejaz Railway. Kini jalur itu sudah tidak ada lagi dan stasiun kereta api Madinah dijadikan Museum. Jalur ini dahulu digunakan untuk kelancaran pengangkutan jamaah haji. Saai ini selain menggunakan jalan darat, kota Madinah dapat diakses melalui Udara dengan badara berskala internasional yang terutama digunakan pada musim haji selain bandara king Abdul Aziz di Jeddah. Secara geografis, kota ini datar yang dikelilingi gunung dan bukit bukit serta beriklim gurun
Kota Madinah pada masa sebelum perkembangan Islam dikenal dengan nama Yathrib. Dikenal sebagai pusat perdagangan. Kemudian ketika Nabi Muhammad SAW hijrah dari Mekkah kota ini diganti namanya menjadi Madinah sebgai pusat perkembangan Islam sampai beliau wafat dan dimakamkan di sana. Selanjutnya kota ini menjadi pusat penerus Nabi Muhammad yang dikenal dengan pusat khalifah. Terdapa tiga Khalifah yang memerintah dari kota ini yakni Abu Bakar, Umar bin Khattab dan Utsman bin Affan. Pada masa Ali bin Abi Thalib pemerintahan dipindahkan ke Kufah di Irak karena terjadi gejolak politik akibat terbununya khalifah Utsman oleh kaum pemberontak.Selanjutnya ketika kekuasaan beralih kepada bani Umayyah, maka pemerintahan dipindahkan ke Damaskus dan ketika pemerintahan berpindah kepada bani Abassiyah, pemerintahan dipindahkan ke kota Baghdad. Pada masa Nabi Muhammad SAW, penduduk kota madinah adalah orang yang beragama Islam dan orang Yahudi yang dilindungi keberadaannya. Namun karena penghianatan yang dilakukan terhadap penduduk Madinah ketika perang Ahzab, maka kaum Yahudi diusir keluar Madinah.
Menurut sumber autentik seperti hadits, Madinah mempunyai dua buah suku yang berbeda (Aus dan Khasraj) di samping tiga buah suku Yahudi (Banu Qainuka, Banu Nadhir dan Banu Qurayza). Suku Aus dan Khazraj menguasai kota Yathrib tetapi sering berperang satu sama lain. Menurut ahli sejarah, kedua pihak ini mengetahui adanya kewujudan rasul di Makkah. Lalu kedua pihak ini akhirnya membuat keputusan untuk menemui rasul ini, dengan tujuan untuk menyelesaikan konflik yang sering menerpa ke dua pihak ini. Nabi Muhammad s.a.w dan pengikutnya pun setuju untuk berhijrah ke Yathrib, yang kemudian dikenal menjadi kota Madinah Al-Munawwarah. Sesampai Nabi sampai di Madinah, ia membuat suatu lembaga untuk menyatukan kedua pihak di sana. Lembaga ini disetujui oleh semua penduduk di Madinah dan di beri julukan Piagam Madinah.
SETELAH NABI Muhammad SAW wafat, Tentara Islam makin berjaya dengan menaklukan kota-kota penting seperti Damsyik, Baitulmuqqadis, Iskandariyah, dan Baghdad. Setelah kematian khalifah ke-4 Khufala Al-Rasyidin yaitu Saidina Ali Bin Thalib, Muawwiyah yang saat itu gubernur Damsyik mengubah pusat pemerintahan kerajaan Islam ke Damsyik. Beliau juga menggagaskan Kerajaan Ummaiyah, Kota Madinah kemudian hanya menjadi pusat keagamaan saja.

Pada 30 Juli 762 Masehi, Khalifah Al-Mansur menemukan sebuah lokasi di tepian Sungai Tigris yang dirasa cocok untuk menjadi ibu kota baru. Al-Mansur sangat menyukai lokasi itu, hingga dia mengatakan, “Ini adalah kota yang akan kubangun, tempat aku hidup, dan tempat keturunanku melanjutkan pemerintahan.” Sang khalifah memberi nama kota tersebut “Madinat al-Salaam”, yang berarti Kota Perdamaian. Nama itu merupakan nama resmi yang tercetak di koin dinar dan dirham serta dalam penggunaan resmi. Tapi penduduknya lebih suka menyebut nama kota itu “Bagdad”, yang merupakan nama desa terdekat dari kota tersebut.
Empat tahun sebelum pembangunan Bagdad, tepatnya pada 758 M, Al-Mansur mengumpulkan para insinyur, seniman, dan teknokrat dari seluruh negeri untuk merancang kota perdamaian. Lebih dari 100 ribu pekerja konstruksi terlibat dalam pembangunan kota itu.
Desain kotanya berbentuk lingkaran dengan istana setinggi 39 meter dan Masjid Agung sebagai pusatnya. Ketersediaan air terjamin. Abu Hanifa membangun kanal pengangkut air dan kanal dari Sungai Tigris yang memenuhi kebutuhan kota.
Bagdad dikelilingi empat tembok besar. Bagdad tumbuh menjadi kota yang makmur dan sejahtera, bergelimang gading, emas, sutra, rempah-rempah, mutiara, serta permata dari Afrika, India, dan timur jauh. Lokasi Bagdad di tepian Sungai Tigris yang berhubungan dengan laut Arab menjadikan Bagdad pusat perdagangan.
Terinspirasi oleh perpustakaan Persia yang memiliki koleksi lengkap, Al-Mansur menginginkan adanya perpustakaan di kota baru itu. Buku-buku ilmu pengetahuan dari umat Hindu, bangsa Persia, dan Yunani kuno dikumpulkan, lalu diterjemahkan ke dalam bahasa Arab, yang menghabiskan waktu seratus tahun.
Pada tahun 800-an, ilmu pengobatan, matematika, dan sains tumbuh subur di wilayah Bagdad. Ahli kimia Persia, Jabir, melakukan cara kerja laboratorium untuk pertama kalinya.
Ahli matematika Al-Khwarizmi menulis buku aljabar pertama, sedangkan yang lain menulis tentang pertanian, obat-obatan, optik, mineralogi, meteorologi, astronomi, dan lain-lain.
Howard R. Turner dalam bukunya, Science in Medieval Islam, menulis, “Seniman, ilmuwan, pangeran, dan pustakawan muslim bekerja sama dalam membangun peradaban unik yang mempengaruhi dunia Barat, baik secara langsung maupun tak langsung, bertahun-tahun setelahnya.” Pengaruh tersebut, antara lain, terdapat pada beberapa kata dalam bahasa Inggris, yang berasal dari bahasa Arab zaman pertengahan, seperti “alcohol” (alkohol) dan “alchemy” (alkimia).
Selain Masjid Agung, istana, dan perpustakaan, di kota ini dibangun rumah sakit umum, kebun, taman, caravansary, pemandian, madrasah, dan observatorium. Tak mengherankan jika sejarawan menyebut masa ini sebagai masa keemasan Islam. Keluarga Al-Mansur memerintah selama lima abad. Mereka dikenal dengan nama Dinasti Abbasiyah, yang berasal dari nama leluhur mereka di Mekah, Abbas, paman Rasulullah.
Namun segala hal indah pasti ada akhirnya. Harapan AlMansur pupus ketika bangsa Mongol di bawah pimpinan Hulagu Khan, cucu Genghis Khan, menyerang Bagdad pada 1258. Kota ini jatuh setelah dikepung dan dihujani panah api.
Kota diratakan dengan tanah serta sistem irigasi rusak hingga beberapa dasawarsa setelahnya. Jatuhnya Bagdad merupakan pukulan besar bagi dunia Islam. Masa keemasan Islam berakhir.Putra Hulagu, Ahmad Tekuder, dan cucunya, Mahmud Ghazan, memeluk Islam dan memerintah Dinasti Ilkhanid, yang kekuasaannya terbentang dari Persia hingga semenanjung Balkan

D.   Kota tarim
Terletak ± 500 km dari Ibukota Yaman, Shan’a, Tarim adalah sebuah kota yang tergolong subur dan makmur. Walaupun curah hujan rendah dan dikelilingi bukit-bukit tandus dengan padang pasirnya, namun persediaan air di daerah yang kami tempati ini sangat cukup. Lebih dari itu, kota legendaris yang konon berasal dari nama putra Raja Hadhramaut ini juga merupakan wilayah domisili bagi keturunan keluarga besar Rasulullah saw., sebagaimana Kota Madinah bagi Baginda Muhammad saw. Bahkan, dalam catatan emas sejarah kuno Yaman, Tarim dinobatkan sebagai ibukota sekaligus jantung peradaban Kerajaan Hadhramaut sekitar abad IV SM. Sampai akhirnya, sinar benderang Islam datang menerangi kota ini oleh Sayyidina Ziyad bin Lubaid al-Anshari yang diutus Rasulullah pada tahun 10 H.
Di masa pemerintahan Sayyidina Abu Bakar ra, gerakan murtad dan para pembangkang yang enggan menunaikan zakat terjadi di kawasan Hadhramaut, kecuali seluruh penduduk Tarim yang tetap taat beriman dan justru membantu tentara Islam utusan Sang Khalifah memerangi golongan murtad dan anti-zakat. Ketika Sahabat Abu Bakar mendengar kabar keteguhan masyarakat Tarim, beliau sangat kagum-gembira seraya mendoakan tiga keistimewaan untuk kota ini yang sampai detik ini masih dapat dirasakan; pertama, agar kota tersebut makmur; kedua, airnya berkah; dan ketiga, semoga kota Tarim dihuni banyak orang-orang saleh. Berkat doa Khalifah Rasulullah inilah, wilayah yang memiliki 365 masjid ini sampai sekarang sangat terkenal sebagai pusat perkembangan ilmu di Yaman. Simbol kecemerlangan ini boleh dilihat dari Maktabah al-Ahgaff yang menyimpan lebih dari 5000 manuskrip keagamaan, hukum Islam, astronomi, sejarah, matematika, dan lain-lain yang menjadi rujukan utama para ilmuwan Islam sedunia.
Menurut Ensiklopedia Islam, Tarim, kota Seribu Wali, terkenal sebagai pusat ilmu dan penyebaran Islam ke seluruh dunia. Ahli sejarawan ikut mencatat bahwa Islam tersebar dan sampai ke seluruh Asia, mulai dari India, Cina, Filipina, hingga Indonesia, melalui Da’i-da’i yang berhijrah dari Tarim-Hadhramaut

Tidak ada komentar:

Posting Komentar