SEJARAH
KOTA ISLAM
A. KOTA
MAKKAH
Kota Mekkah terletak sekitar 600 km sebelah
selatan kota Madinah, kurang lebih 200 km sebelah timur laut kota Jeddah. Kota
ini merupakan lembah sempit yang dikelilingi gunung gunung dengan bangunan
Ka'bah sebagai pusatnya 21°25′24″N 39°49′24″E / 21.42333°N 39.82333°E / 21.42333; 39.82333 (Makkah Al Mukarramah).
Perkembangan kota Mekkah tidak terlepas dari
keberadaan Nabi Ismail dan Hajar sebagai penduduk pertama kota ini yang
ditempatkan oleh Nabi Ibrahim atas perintah Allah. Pada perkembangannya muncul
orang orang Jurhum yang akhirnya tinggal di sana. Pada masa berikutnya kota ini
dipimpin oleh Quraisy yang merupakan kabilah atau suku yang utama di Jazirah
Arab karena memiliki hak pemeliharaan terhadap Ka'bah. Suku ini terkenal dalam
bidang perdagangan bahkan pada pasa itu aktivitas dagang mereka dikenal hingga
Damaskus, Palestina dan Afrika. Tokoh sebagai kepala kabilah quraisy adalah
Qussai yang dilanjutkan oleh Abdul Muthalib. Nabi Muhammad adalah keturunan
langsung dari Nabi Ismail serta Qussai.
Pada tahun 571, Nabi Muhammad lahir di kota
ini dan tumbuh dewasa. Pertama kali menerima wahyu dari Allah namun ajarannya
ditolak kaumnya yang saat itu masih berada dalam kegelapan pemikiran
(Jahilliyah) sehingga berpindah ke Madinah. Setelah Madinah berkembang,
akhirnya nabi Muhammad kembali ke Mekkah dalam misi membebaskan kota mekkah
tanpa pertumpahan darahyang dikenal dengan (Fathul Makkah).
Pada masa selanjutnya Mekkah berada di bawah
administrasi khalifah yang berpusat di Madinah, serta para raja yang saat itu
berkuasa di Damaskus (Dinasti Ummayyah), Baghadad (Dinasti Abbasiyah) dan Turki
(Usmaniyah) yang ketika itu di bawah Syarif Hussein. Kemudian disatukan di
bawah pemerintahan Arab Saudi oleh Abdul Aziz ibnu Saud sampai sekarang yang
merupakan pelayan kedua kota suci.
Beberapa peninggalan kota mekkah yang masih
ada sampai sekarang adalah :
1. Masjidil
Haram
Kadangkala disebut juga dengan Masjid al-Haram ataupun
Al-Masjid al-Ḥarām (Arab : المسجد الحرام), merupakan masjid yang terletak di
Kota Makkah Al Mukharamah, yang dibangun mengelilingi Ka'bah, yang menjadi arah
kiblat umat Islam dalam mengerjakan ibadah salat. Selain itu di masjid inilah
salah satu rukun ibadah haji yang wajib dilakukan umat Islam yaitu tawaf,
mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh kali.
2. Ka’bah
Ka'bah (Arab: الكعبة) merupakan sebuah bangunan yang
mendekati bentuk kubus yang terletak di tengah Masjidil Haram di Kota Mekkah.
Bangunan ini adalah monumen suci bagi umat Islam. Dan bangunan ini yang menjadi
patokan arah kiblat untuk ibadah salat, bagi umat Islam di seluruh dunia.
3. Zamzam
Zamzam (Arab: زمزم) merupakan nama air yang diperoleh
dari sebuah sumur mata air bawah tanah yang terletak dalam kawasan Masjidil
Haram, sebelah tenggara Ka'bah, dengan kedalaman sekitar 42 meter. Air zamzam
ini merupakan sumber air bersih utama bagi kota Mekkah. Selain dikonsumsi untuk
air minum, air ini juga digunakan sebagai air wuduk bagi jamaah yang akan
melakukan ibadah salat di Masjidil Haram.
B. KOTA
MADINAH
Madinah
atau Madinah Al Munawwarah: مدينة رسول الله atau المدينه, (juga Madinat Rasul
Allah, Madīnah an-Nabī) adalah kota utama di Arab Saudi. Merupakan kota yang
ramai diziarahi atau dikunjungi oleh kaum Muslimin. Disana terdapat Masjid
Nabawi yang memiliki pahala dan keutamaan bagi kaum Muslimin.
Kota
ini dewasa ini memiliki penduduk sekitar 600.000 jiwa. Bagi umat Muslim kota
ini dianggap sebagai kota suci kedua. Pada zaman Nabi Muhammad SAW, kota ini
menjadi pusat dakwah, pengajaran dan pemerintahan Islam. Dari kota ini Islam
lalu menyebar ke seluruh jazirah Arabia dan lalu ke seluruh dunia.
Kota
ini berjarak kurang lebih 600 km di sebelah Utara Kota Mekkah. Pada masa lalu
memerlukan waktu cukup lama untuk mencapai Madinah (kurang lebih satu bulan)
dengan menggunakan Unta. Sedangkan saat ini dapat ditempuh kurang lebih 6 jam
melalui jalan bebas hambatan yang dibangun oleh pemerintah Arab Saudi. Pada
masa kekuasaan Usmaniyah Turki, terdapat jalur kereta api yang menghubungkan
Madinah dengan Amman (Yordania) serta Damaskus (Syria). yang merupakan bagian
dari jalur kereta api Istambul (Turki)-Haifa (Israel) yang dikenal dengan nama
Hejaz Railway. Kini jalur itu sudah tidak ada lagi dan stasiun kereta api
Madinah dijadikan Museum. Jalur ini dahulu digunakan untuk kelancaran
pengangkutan jamaah haji. Saai ini selain menggunakan jalan darat, kota Madinah
dapat diakses melalui Udara dengan badara berskala internasional yang terutama
digunakan pada musim haji selain bandara king Abdul Aziz di Jeddah. Secara
geografis, kota ini datar yang dikelilingi gunung dan bukit bukit serta
beriklim gurun
Kota
Madinah pada masa sebelum perkembangan Islam dikenal dengan nama Yathrib.
Dikenal sebagai pusat perdagangan. Kemudian ketika Nabi Muhammad SAW hijrah
dari Mekkah kota ini diganti namanya menjadi Madinah sebgai pusat perkembangan
Islam sampai beliau wafat dan dimakamkan di sana. Selanjutnya kota ini menjadi
pusat penerus Nabi Muhammad yang dikenal dengan pusat khalifah. Terdapa tiga
Khalifah yang memerintah dari kota ini yakni Abu Bakar, Umar bin Khattab dan
Utsman bin Affan. Pada masa Ali bin Abi Thalib pemerintahan dipindahkan ke
Kufah di Irak karena terjadi gejolak politik akibat terbununya khalifah Utsman
oleh kaum pemberontak.Selanjutnya ketika kekuasaan beralih kepada bani Umayyah,
maka pemerintahan dipindahkan ke Damaskus dan ketika pemerintahan berpindah
kepada bani Abassiyah, pemerintahan dipindahkan ke kota Baghdad. Pada masa Nabi
Muhammad SAW, penduduk kota madinah adalah orang yang beragama Islam dan orang
Yahudi yang dilindungi keberadaannya. Namun karena penghianatan yang dilakukan
terhadap penduduk Madinah ketika perang Ahzab, maka kaum Yahudi diusir keluar
Madinah.
Menurut
sumber autentik seperti hadits, Madinah mempunyai dua buah suku yang berbeda
(Aus dan Khasraj) di samping tiga buah suku Yahudi (Banu Qainuka, Banu Nadhir
dan Banu Qurayza). Suku Aus dan Khazraj menguasai kota Yathrib tetapi sering
berperang satu sama lain. Menurut ahli sejarah, kedua pihak ini mengetahui
adanya kewujudan rasul di Makkah. Lalu kedua pihak ini akhirnya membuat
keputusan untuk menemui rasul ini, dengan tujuan untuk menyelesaikan konflik
yang sering menerpa ke dua pihak ini. Nabi Muhammad s.a.w dan pengikutnya pun
setuju untuk berhijrah ke Yathrib, yang kemudian dikenal menjadi kota Madinah
Al-Munawwarah. Sesampai Nabi sampai di Madinah, ia membuat suatu lembaga untuk
menyatukan kedua pihak di sana. Lembaga ini disetujui oleh semua penduduk di
Madinah dan di beri julukan Piagam Madinah.
SETELAH
NABI Muhammad SAW wafat, Tentara Islam makin berjaya dengan menaklukan
kota-kota penting seperti Damsyik, Baitulmuqqadis, Iskandariyah, dan Baghdad.
Setelah kematian khalifah ke-4 Khufala Al-Rasyidin yaitu Saidina Ali Bin
Thalib, Muawwiyah yang saat itu gubernur Damsyik mengubah pusat pemerintahan
kerajaan Islam ke Damsyik. Beliau juga menggagaskan Kerajaan Ummaiyah, Kota
Madinah kemudian hanya menjadi pusat keagamaan saja.
Pada
30 Juli 762 Masehi, Khalifah Al-Mansur menemukan sebuah lokasi di tepian Sungai
Tigris yang dirasa cocok untuk menjadi ibu kota baru. Al-Mansur sangat menyukai
lokasi itu, hingga dia mengatakan, “Ini adalah kota yang akan kubangun, tempat
aku hidup, dan tempat keturunanku melanjutkan pemerintahan.” Sang khalifah
memberi nama kota tersebut “Madinat al-Salaam”, yang berarti Kota Perdamaian.
Nama itu merupakan nama resmi yang tercetak di koin dinar dan dirham serta
dalam penggunaan resmi. Tapi penduduknya lebih suka menyebut nama kota itu
“Bagdad”, yang merupakan nama desa terdekat dari kota tersebut.
Empat
tahun sebelum pembangunan Bagdad, tepatnya pada 758 M, Al-Mansur mengumpulkan
para insinyur, seniman, dan teknokrat dari seluruh negeri untuk merancang kota
perdamaian. Lebih dari 100 ribu pekerja konstruksi terlibat dalam pembangunan
kota itu.
Desain
kotanya berbentuk lingkaran dengan istana setinggi 39 meter dan Masjid Agung
sebagai pusatnya. Ketersediaan air terjamin. Abu Hanifa membangun kanal pengangkut
air dan kanal dari Sungai Tigris yang memenuhi kebutuhan kota.
Bagdad
dikelilingi empat tembok besar. Bagdad tumbuh menjadi kota yang makmur dan
sejahtera, bergelimang gading, emas, sutra, rempah-rempah, mutiara, serta
permata dari Afrika, India, dan timur jauh. Lokasi Bagdad di tepian Sungai
Tigris yang berhubungan dengan laut Arab menjadikan Bagdad pusat perdagangan.
Terinspirasi
oleh perpustakaan Persia yang memiliki koleksi lengkap, Al-Mansur menginginkan
adanya perpustakaan di kota baru itu. Buku-buku ilmu pengetahuan dari umat
Hindu, bangsa Persia, dan Yunani kuno dikumpulkan, lalu diterjemahkan ke dalam
bahasa Arab, yang menghabiskan waktu seratus tahun.
Pada
tahun 800-an, ilmu pengobatan, matematika, dan sains tumbuh subur di wilayah
Bagdad. Ahli kimia Persia, Jabir, melakukan cara kerja laboratorium untuk
pertama kalinya.
Ahli
matematika Al-Khwarizmi menulis buku aljabar pertama, sedangkan yang lain
menulis tentang pertanian, obat-obatan, optik, mineralogi, meteorologi,
astronomi, dan lain-lain.
Howard
R. Turner dalam bukunya, Science in Medieval Islam, menulis, “Seniman, ilmuwan,
pangeran, dan pustakawan muslim bekerja sama dalam membangun peradaban unik
yang mempengaruhi dunia Barat, baik secara langsung maupun tak langsung,
bertahun-tahun setelahnya.” Pengaruh tersebut, antara lain, terdapat pada
beberapa kata dalam bahasa Inggris, yang berasal dari bahasa Arab zaman
pertengahan, seperti “alcohol” (alkohol) dan “alchemy” (alkimia).
Selain
Masjid Agung, istana, dan perpustakaan, di kota ini dibangun rumah sakit umum,
kebun, taman, caravansary, pemandian, madrasah, dan observatorium. Tak
mengherankan jika sejarawan menyebut masa ini sebagai masa keemasan Islam.
Keluarga Al-Mansur memerintah selama lima abad. Mereka dikenal dengan nama
Dinasti Abbasiyah, yang berasal dari nama leluhur mereka di Mekah, Abbas, paman
Rasulullah.
Namun
segala hal indah pasti ada akhirnya. Harapan AlMansur pupus ketika bangsa
Mongol di bawah pimpinan Hulagu Khan, cucu Genghis Khan, menyerang Bagdad pada
1258. Kota ini jatuh setelah dikepung dan dihujani panah api.
Kota
diratakan dengan tanah serta sistem irigasi rusak hingga beberapa dasawarsa
setelahnya. Jatuhnya Bagdad merupakan pukulan besar bagi dunia Islam. Masa
keemasan Islam berakhir.Putra Hulagu, Ahmad Tekuder, dan cucunya, Mahmud
Ghazan, memeluk Islam dan memerintah Dinasti Ilkhanid, yang kekuasaannya
terbentang dari Persia hingga semenanjung Balkan
D.
Kota
tarim
Terletak ± 500
km dari Ibukota Yaman, Shan’a, Tarim adalah sebuah kota yang tergolong subur
dan makmur. Walaupun curah hujan rendah dan dikelilingi bukit-bukit tandus
dengan padang pasirnya, namun persediaan air di daerah yang kami tempati ini
sangat cukup. Lebih dari itu, kota legendaris yang konon berasal dari nama
putra Raja Hadhramaut ini juga merupakan wilayah domisili bagi keturunan
keluarga besar Rasulullah saw., sebagaimana Kota Madinah bagi Baginda Muhammad
saw. Bahkan, dalam catatan emas sejarah kuno Yaman, Tarim dinobatkan sebagai
ibukota sekaligus jantung peradaban Kerajaan Hadhramaut sekitar abad IV SM.
Sampai akhirnya, sinar benderang Islam datang menerangi kota ini oleh Sayyidina
Ziyad bin Lubaid al-Anshari yang diutus Rasulullah pada tahun 10 H.
Di masa
pemerintahan Sayyidina Abu Bakar ra, gerakan murtad dan para pembangkang yang
enggan menunaikan zakat terjadi di kawasan Hadhramaut, kecuali seluruh penduduk
Tarim yang tetap taat beriman dan justru membantu tentara Islam utusan Sang
Khalifah memerangi golongan murtad dan anti-zakat. Ketika Sahabat Abu Bakar
mendengar kabar keteguhan masyarakat Tarim, beliau sangat kagum-gembira seraya
mendoakan tiga keistimewaan untuk kota ini yang sampai detik ini masih dapat
dirasakan; pertama, agar kota tersebut makmur; kedua, airnya berkah; dan
ketiga, semoga kota Tarim dihuni banyak orang-orang saleh. Berkat doa Khalifah
Rasulullah inilah, wilayah yang memiliki 365 masjid ini sampai sekarang sangat
terkenal sebagai pusat perkembangan ilmu di Yaman. Simbol kecemerlangan ini
boleh dilihat dari Maktabah al-Ahgaff yang menyimpan lebih dari 5000 manuskrip
keagamaan, hukum Islam, astronomi, sejarah, matematika, dan lain-lain yang
menjadi rujukan utama para ilmuwan Islam sedunia.
Menurut
Ensiklopedia Islam, Tarim, kota Seribu Wali, terkenal sebagai pusat ilmu dan
penyebaran Islam ke seluruh dunia. Ahli sejarawan ikut mencatat bahwa Islam
tersebar dan sampai ke seluruh Asia, mulai dari India, Cina, Filipina, hingga
Indonesia, melalui Da’i-da’i yang berhijrah dari Tarim-Hadhramaut
Tidak ada komentar:
Posting Komentar